Rendahnya Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Memilih,?. Jadi Sorotan Serius Publik Empat Lawang: Ini Kata Ketua Tim Pemenangan HBA-Heny

MEDIAEMPATLAWANG— Merosotnya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU)tanggal (19/04/2925). Jadi sorotan serius Ketua Tim Pemenangan Paslon Nomor Urut Satu HBA-HENY.
Menurut Joni Rico, penyelenggara pemilu di Kabupaten Empat Lawang perlu menjadi sorotan serius. Menurunnya minat masyarakat untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), yang menurutnya merupakan indikator kegagalan dalam membangun kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.
“Ini adalah kemunduran. Pada Pilkada Serentak 27 November 2024 lalu, partisipasi pemilih mencapai 72,21%. Tapi pada PSU kali ini hanya 52,33% saja. Ini bahkan lebih buruk dibanding Pilkada tahun 2018 yang saat itu mencapai 69,38%,” ujar Joni Rico. Kamis, 24 April 2025.
Anjloknya partisipasi pemilih tidak boleh dianggap remeh, karena hal tersebut mencerminkan adanya persoalan serius dalam pelaksanaan Pemilu baik dari segi sosialisasi, transparansi, maupun netralitas penyelenggara.
“Ini pertanda bahwa masyarakat sudah jenuh. Bisa dikatakan kurangnya sosialisasi.Dan besar dugaan Netralitas penyelenggara patut  juga dipertanyakan. Isu-isu manipulasi suara yang mencuat tentu membuat publik kecewa,” bener Rico
Rico melanjutkan, bahwasanya pihaknya akan terus mengawal proses demokrasi di Empat Lawang agar berjalan jujur, adil, dan transparan.
“Ini akan kita kawal serta kita bedah serta kita perkirakan, sebab kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan saja. Karena ini menyangkut kemasalahatan orang banyak,”
Perlu kami pertegas. Dalam Kontestasi itu pasti ada salah satu yang menjadi pemenang. Dalam Kontestasi apa saja. Bicara Kontestasi Pilkada pihaknya tentunya harus dilalui segala sesuatunya sesuai tahapan. Dan yang menjadi tolak ukur utamanya adalah. Netralitas daripada pada penyelenggaraan Pilkada itu sendiri. Sebab dari situlah nantinya akan terlahir Pemenang atau Pemimpin daerah yang benar-benar pilihan rakyat. Dengan otomatis maka kebijakan-kebijakan atau program-program kerja dari Pemenang Kontestasi Pilkada itu. Bisa dikatakan mengedepankan perirotas azas manfaat. Sehingga indeks kemajuan secara difacto dan betul-betul dirasakan sepenuhnya oleh rakyat. Dalam berbagai bidang. Mulai dari Pendidikan, Agama, Ekonomi, Keamanan serta pemerataan Pembangunan Infrastruktur.
“Yang pastinya kalah menang dalam Kontestasi itu hal yang biasa. Tetapi yang perlu menjadi catatan serius bagaimana mungkin bisa melahirkan demokrasi yang Jujur Adil Bebas Rahasia itu. Jikalau kuat dugaan Penyelenggara Pilkadanya sudah Tidak Profesional atau tidak Netral,”tutupnya(QQ/Red)

 

Keterangan Foto: Karikatur rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti Pilkada. Foto Net

Leave A Reply

Your email address will not be published.