Miris !! Tak Ada Fasilitas Pemerintah, Siswa SD Terpaksa Naik Rakit Bambu Seberangi Sungai Musi

* Meskipun Takut Dan Menantang Maut Terpaksa Dilakukan

EMPAT LAWANG- Siswa SD terpaksa seberangi derasnya arus Sungai Musi dengan rakit dari bambi untuk tetap bisa sekolah. Hal itu terlihat saat wartawan Media Empat Lawang melakukan pantauan dilapangan.Senin(13/05/2019)
 Hal itu terjadi pasca robohnya jembatan Ponton akibat diterjang ganasnya arus sungai musi beberapa waktu lalu. Sehingga warga warga yang berada diseberang Sungai Musi harus menggunakan rakit bambu (Lanting,red) untuk menyebrang. Sebab kalau mau melintas dari jalan arah Batu Lintang atau Puntang terlalu jauh. Sehingga anak-anak kami yang akan sekolah dipagi hari terpaksa menggunakan rakit dari bambu. “ Sejak jembatan ni putus anak-anak kami yang mau yang SD terpaksa menggunakan rakit bambu ini  Pak. Cetus Aprizal.
 Aprizal menambahkan, hal ini terpaksa kami lakukan karena tidak ada fasilitas dari pemeritah Kabupaten Empat Lawang, seperti menyediakan perahu karet atau sejenisnya untuk akses warga terutama untuj anak-anak sekolah.“ Katek pak apo pemerintah ni nak ngenjuk kami fasilitas cak perahu. agar  anak-anak kami lancar dan aman pegi sekolah,” jelasnya.
  Cemas dan takut tentu saja ada pak lanjut Aprizal. Tapi mau bagaimana sebab tidak ada fasilitas atau jalan yang bagus dan cepat untuk ditempuh selain dari menggunakan rakit bambu dari bambu. Sebelumnya ada pemerintah menurunkan satu unit perahu karet tapi sampai sekarang entah tidak tau dimana rimbanya lagi. Menyebrang menggunakan rakit bambu itu sendiri bisa dilakukan kalau arus air tidak deras. Kalau deras bahaya pak.“ Untuk mak ini kami pakai rakit bulo inilah. itu jugobkalu ayek musi ni kecik. man besak dak berani kami terpakso idak sekolah anak kami,” keluhnya
  Hal senada juga disampaikan Sahimu, salah satu warga Padang Tepong kecamatan Ulu Musi mengatakan agar Pemerintah menyiapkan perahu untuk faailitas warga terutana anak-anak sekolah untuk menyeberang.“ Sementaro jembatannyo di perbaiki kami minta tolong Sediakan Ketek atau Perahu yang bisa kami gunakan untuk menyeberang,kasihan anak kami mau sekolah terpaksa nyeberangi sungai musi pakai ojek lanting,yo kalau dak tebalek rakit nyo ,kalu tebalek lebih patal lagi,” ucapnya
 Masih dikatakanya lebih lanjut ,sebab saat ini kami mau nyeberang kami bayar 2000 kepada ojek rakit, pulang pergi jadi 4000 kami mengeluarkan uang setiap harinya.”Kami setiap hari nak kekebun,kalu dag kekebun kami nak makan apo,itu lah mata pencarian kami selama ini,”harapnya.
  Setelah selesai Bupati kunjungan kelokasi jembatan putus ini. satupun tidak ada lagi pejabat daerah terutama instansi terkait, Dinsos BPBD yang melihat kondisi kami musibah ini.“ Sampai sekarang sijad katek pejabat yang nyubok kondisi kami warga yang diseberang ni pak,” cetus Doni.(Ben/Red)

Siswa: Terlihat beberapa orang Siswa SD dengan menaiki rakit bambu menyebrangi Sungai Musi, untuk menuju sekolahnya yang berada di desa Padang Tepung,Ulu Musi.(Foto Beni Syafrin)

Leave A Reply

Your email address will not be published.